Skip to main content

Ciptakan Iklim Kondusif Perfilman Indonesia, Bekraf Buka Forum Diskusi Lintas Komunitas


Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Demi Film Indonesia (DFI) mengadakan Forum Diskusi Lintas Komunitas yang diselenggarakan pada Kamis, 29/9/16 di Hotel Oria Menteng, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh berbagai insan perfilman Indonesia mulai dari produser, pengamat film, komunitas pecinta film, hingga aktor film.

Hadir membuka acara perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hasan Abud . Dalam sambutannya ia mengatakan jika pihaknya berupaya agar tercipta iklim yang kondusif bagi perfilman Indonesia. “Bekraf bertujuan memfasilitasi sub sektor ekonomi kretif termasuk film,” ungkapnya.

Ini merupakan usaha untuk memecahkan masalah yang terjadi pada perfilman Indonesia. Menurut Hasan, kondisi perfilman Indonesia disebabkan oleh adanya peraturan yang menjadi kendala dalam proses pembuatan film. “Undang-undang perfilman bermasalah yang membuat kondisi perfilman seperti UU No. 3,” jelasnya.

Berlakunya undang-undang tersebut, membuat proses pembuatan film terhambat oleh sejumlah prosedur dan aturan. Untuk itu dirinya mendukung jika peraturan tersebut ditiadakan. “Dihapus supaya tidak ada pembiayaan untuk sensor film,” tegasnya.

Apabila peraturan tersebut dihapus, maka akan berdampak baik bagi film Indonesia. Salah satu contohnya yaitu film Laskar Pelangi. Oleh Bupati setempat, Film Laskar Pelangi diberi izin untuk mengeksplorasi tempat-tempat wisata yang ada di sana sebagai lokasi syuting tanpa dipungut pajak. Hasilnya, banyak wisatawan yang berdatangan ke Pulau Belitung. “Bupati di sana punya pandangan visioner.”

Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, Hasan berpesan agar DFI melakukan langkah konkret untuk menghadapi kondisi film Indonesia . “Tolong dibuatkan program sesuai kondisi yang ada termasuk kepengurusannya,” tutupnya.

(hmd)

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Kenyamanan, CGV Blitz Berbenah Diri

Pertumbuhan bisnis layar lebar di Indonesia semakin menunjukkan persaingan yang ketat. Kondisi ini ditandai dengan semakin gencarnya para pelaku bisnis dalam meningkatkan kualitas layanan menonton film bioskop.  Salah satunya dilakukan oleh CGV Blitz. CGV Blitz merupakan jaringan bioskop yang hadir dengan mengedepankan teknologi dan kenyamanan untuk memberikan pengalaman berbeda kepada para penontonnya. Konsep teknologi yang digunakan seperti 3D, 4DX, Screen X, SphereX, dan Dolby Atmos, yang dapat dirasakan dalam beberapa kelas auditorium yaitu Regular Class, Velvet Class, Gold Class, Satin Class, dan Sweetbox. “Kami mengusung konsep cita-cita orang yang berkunjung tidak hanya menonton tetapi juga nongkrong, jajan, dan sebagainya sebagai culture place,” ungkap Head of Programming & Content Department CVG Blitz, Haryani Suwirman dalam Forum Diskusi Lintas Komunitas di Hotel Oria, Menteng – Jakarta Pusat pada Kamis, 29/9/16. Saat ini CGV Blitz telah memilik...

13 Oktober : Ini Film Yang Wajib Anda Tonton

Dunia menetapkan bulan Oktober sebagai bulan peduli kanker payudara internasional. Sejumlah kampanye untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit tersebut tengah digalakkan  termasuk di Indonesia. Bentuk kampanye yang dilakukan beragam. Mulai dari penggunaan atribut serba pink, iklan layanan masyarakat, sampai peluncuran sebuah film.   Dari sekian banyaknya film yang tayang pada bulan Oktober, satu-satunya film di Indonesia yang mengusung tema peduli kanker payudara ialah film Pinky Promise. Dalam film ini terdapat 5 tokoh wanita yang berasal dari latar belakang berbeda-beda namun memiliki satu kesamaan yaitu sama-sama menderita kanker payudara. Mereka dipertemukan satu sama lain dan menjalin hubungan persaudaraan yang begitu kuat. Pinky Promise terinspirasi dari kisah nyata penderita kanker payudara yang berjuang menghadapi penyakit yang dideritanya. Sesama penderita kanker, mereka saling dukung dan memberikan semangat agar tetap kuat dalam menjala...

Update Status Setelah 10 Hari Tidak Online, Akun Facebook Remaja Ini Mendadak Viral

Akun Facebook bernama Afi Nihaya Faradisa langsung kebanjiran komentar pujian. Pasalnya Afi menulis keluh kesahnya yang menginspirasi bagi para pengguna gadget. Tulisan tersebut ia posting setelah sepuluh hari melepaskan ketergantungannya pada perangkat cerdas yang selama ini mempengaruhi pikirannya pada hal-hal yang negatif. Afi merupakan seorang remaja yang masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Gambiran Banyuwangi. Sekitar pukul 17:47 WIB kemarin, Kamis, 8 Desember 2016 ia menuangkan hasil renungan itu di status Facebook miliknya. Hingga berita ini diterbitkan, tercatat sebanyak 5,9 ribu likes disertai emoticon, 3,8 ribu share, dan 848 komentar telah meramaikan status Afi. Berikut tulisan yang menarik perhatian ribuan netizen dikutip dari postingannya di Facebook. Aku pernah mematikan total hapeku selama 10 hari. Selama itu, aku tidak berhubungan dengan dunia luar sama sekali. Hanya dari situ kau bisa mengamati apa yang gadget dan koneksi internet telah renggut sel...