Skip to main content

Google Menolak Telah Menghapus Palestina Dari Peta

Sumber Foto : Wired / Google Maps

Setelah Google Map menginformasikan bahwa tidak ada lagi Palestina dalam peta sejak 25 Juli 2016, ribuan orang merespon tindakan ini sebagai sebuah pencaplokan wilayah.

Jika kita menelusuri Palestina di mesin pencarian Google maka yang muncul adalah wilayah bernama Israel. Hasil ini tidak seperti ketika kita mencari Palestina sebelum tanggal 25 Juli 2016. Pada waktu itu nama Palestina masih tercantum.

Lahirlah sebuah petisi di mana para partisipan menyuarakan secara masiv dan bersamaan menggunakan kalimat bertuliskan #PalestineIsHere pada akun twitter mereka.

Petisi itu dengan keras menyatakan, “Baik dengan sengaja maupun tidak, Google membuatnya terlibat dalam konflik pembersihan etnis pemerintahan Israel terhadap Palestina”. Lebih dari seperempat dari satu juta orang berpendapat bahwa  penghapusan Palestina sebagai sebuah pelecehan yang menyedihkan bagi orang Palestina

Sementara pihak Google sendiri membantah tuduhan bahwa pihaknya telah menghapus Palestina dari Peta setelah. Menurutnya hal tersebut merupakan sebuah kesalahan teknis yang menyebabkan West Bank dan Gaza terhapus.

Mesin pencarian canggih ini menjelaskan bahwa Palestina tidak pernah ada sejak pertama dan hal itu berdasarkan label-label yang berasal dari lokasi tersebut. Sehingga ia menolak untuk mengklarifikasi sistem cartographical position wilayah Palestina yang dinilai terjadi kesalahan teknis.

Palestina sendiri tidak mengakui bahwa negaranya, sebagaimana yang telah diakui oleh PBB, merupakan bagian dari Israel. Dalam mesin pencarian Wikipedia dideskripsikan bahwa Palestina merupakan negara pemerintahan yang sah berdiri secara de jure.


Hamdan Syamsudin / Wired

Comments

Popular posts from this blog

Update Status Setelah 10 Hari Tidak Online, Akun Facebook Remaja Ini Mendadak Viral

Akun Facebook bernama Afi Nihaya Faradisa langsung kebanjiran komentar pujian. Pasalnya Afi menulis keluh kesahnya yang menginspirasi bagi para pengguna gadget. Tulisan tersebut ia posting setelah sepuluh hari melepaskan ketergantungannya pada perangkat cerdas yang selama ini mempengaruhi pikirannya pada hal-hal yang negatif. Afi merupakan seorang remaja yang masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Gambiran Banyuwangi. Sekitar pukul 17:47 WIB kemarin, Kamis, 8 Desember 2016 ia menuangkan hasil renungan itu di status Facebook miliknya. Hingga berita ini diterbitkan, tercatat sebanyak 5,9 ribu likes disertai emoticon, 3,8 ribu share, dan 848 komentar telah meramaikan status Afi. Berikut tulisan yang menarik perhatian ribuan netizen dikutip dari postingannya di Facebook. Aku pernah mematikan total hapeku selama 10 hari. Selama itu, aku tidak berhubungan dengan dunia luar sama sekali. Hanya dari situ kau bisa mengamati apa yang gadget dan koneksi internet telah renggut sel...

Snapchat Manjakan Pengguna Dengan Fitur-fitur Terbaru

Pengguna Snapchat nampaknya akan semakin sering memainkan jejaring sosial berbasis gambar dan video yang satu ini. Pasalnya, Snapchat baru saja memperkaya koleksi fiturnya.   Seperti dilansir Bustle, Selasa 13 Desember 2016, Salah satu fitur terbaru Snapchat ialah group chat. Sesuai dengan namanya, layanan ini memfasilitasi pengguna untuk melakukan percakapan secara bersama-sama atau bergrup. Agar obrolan tidak terlalu gaduh, group chat membatasi anggotanya hanya dapat dihuni sampai 16 pengguna saja. Selain itu, pengguna tak perlu khawatir percakapan dalam grup membuat loading grup chat menjadi lama. Karena akan terhapus secara otomatis setelah 24 jam. Lebih dari itu, pengguna yang merasa perlu ngobrol dengan salah satu anggota grup - entah itu karena kesengsem atau hendak melakukan pendekatan, ketuk saja pengguna yang sedang aktif lalu kalian dapat berbincang eksklusif. Masih belum puas dengan stiker yang itu-itu saja. Kini Snapchat menyediakan berag...

Google Home: Produk Google yang Dapat Jawab Pertanyaan Anda.

Google semakin memanjakan para penggunanya dalam memenuhi kebutuhan pencarian informasi. Setelah meluncurkan Aplikasi Chatting Allo dan Smartphone Pixel, kini Google Home hadir menjadi primadona. Produk yang satu ini memungkinkan pengguna dapat mencari informasi tanpa mengetik kata-kata melainkan cukup mengucapkannya saja. Untuk membangun platfom berbasis suara ini, Google membuat fitur pendukung yang diberi nama Asisstant Smarter. Perangkat bantuan ini memungkinkan pengguna melakukan percakapan berbentuk tanya jawab. Selain itu melalui fitur ini pengguna dapat menjual produk dan melakukan pemesanan tiket. Direktur Manajemen Produk Google Jason Douglas mengatakan, “untuk dapat benar-benar membantu sebagai asisten, harus dapat terhubung dengan pengguna melalui aplikasi dan pelayanan dalam hidup mereka.” Dalam menciptakan teknologi yang fleksibel bagi pengguna, Google menggandeng perusahaan besar seperti Philips, Nest, Samsung, dan IFTTT. Hasil kerjasama dengan empat ...