Skip to main content

Film Ibu: Ibuku Pahlawanku



Boleh jadi tema yang tepat untuk memperingati hari pahlawan pada 10 November mendatang adalah “Ibuku Pahlawanku”. Tema tersebut dirasa pas mengingat akan ada film yang bercerita tentang perjuangan seorang ibu. Film Ibu dijadwalkan tayang pada 10 November bertepatan dengan perayaan Hari Pahlawan. Film produksi Onasis Media Intertaimen (OMI) ini berjudul Ibu Maafkan Aku: Dia Akan Selalu Ada Walau Bulan dan Matahari Bersembunyi.

Mengisahkan seorang ibu bernama Hartini (Christine Hakim) yang hidup menjadi single parent lantaran sang suami telah meninggal, Hartini harus berjuang membesarkan ketiga orang anaknya Banyu (Ade Firman Hakim), Gendis (Meriza Febriani), dan Satrio (Marcellino). Sepeninggal almarhum suaminya, hanya sedikit harta yang diwariskan kepada Hartini. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ia menjadi pemecah batu kali. Semua ini Hartini lakukan untuk mewujudkan harapan yang sederhana yaitu keinginan agar kelak anak-anaknya tidak hidup seperti dirinya saat ini.

Banyu yang berwatak keras sering berselisih paham dengan sang adik Gendis. Konflik semakin rumit ketika Gendis mulai menaruh hati kepada temannya bernama Panji. Pada akhirnya ternyata hubungan mereka tidaklah mulus. Panji pergi meninggalkan Gendis.

Di sisi lain Banyu dan Gendis yang masih duduk di bangku SMA harus mengejar cita-citanya yaitu sebagai seorang pilot dan dokter. Konflik demi konflik mereka lalui hingga pada suatu titik di mana Banyu harus hijrah ke Jakarta sedangkan Gendis memutuskan untuk melanjutkan studinya di Jogjakarta. Beruntung masih ada Satrio yang menjadi pelipur lara bagi Hartini.

Dalam acara peluncuran Film Ibu Maafkan Aku di Djakarta Theater Thamrin pada Selasa 25 Oktober 2016, Produser Eksekutif Imam Suharyadi menjelaskan alasannya mengapa mengambil tema kepahlawanan seorang ibu. Menurutnya ibu adalah segalanya dan tempat bermuara dalam segala kondisi seperti susah dan senang. “Dalam hal ini kami menjelaskan bahwa ibu adalah pahlawan bagi kita. Makanya kita paskan juga film ini akan diputar pada 10 November”, ungkapnya.

Imam menambahkan bahwa dalam film ini terdapat unsur syiar yang mengajarkan tentang hubungan seorang anak kepada ibunya. “Apapun agamanya yang ada di Indonesia pasti ibu itu adalah surga bagi anak-anaknya.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Produser Film, Faiz Alkaff. Arti istilah kepahlawanan yang melekat pada seorang ibu menurutnya merupakan inti dari segalanya yang berkaitan dengan ibu. Penyandangan istilah pahlawan ini tidaklah disimpulkan begitu saja. Sebelumnya Faiz telah melakukan survei terlebih dahulu untuk menemukan makna dari seorang ibu. 

“Ternyata arti seorang ibu itu adalah pahlawan bagi kita semua. Dari situ akhirnya kita coba jalankan dari praproduksi sampai kepada produksi. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginan”, paparnya.

Terkait proses pembuatan Film Ibu, Faiz mengatakan banyak sekali jenis-jenis film di Indonesia, namun pihaknya ingin memberikan kepada para penonton sesuatu yang lebih dari sekedar menonton. Sesuatu yang dijalankan pada kehidupan nyata. “Kita ingin mereka bisa ngasih message yang dapat dibawa pulang”, pungkas Faiz.

Sang sutradara, Amin Ishaq pun menambahkan bahwa pembuatan Film Ibu telah melewati proses yang cukup panjang. Mulai dari judul yang sebelumnya diberi judul Surga Yang Terluka, hingga akhirnya diputuskanlah judul yang sekarang terpampang di poster. Begitu pun dengan poster yang telah berganti-ganti desain hingga diresmikanlah poster terakhir yang ditandatangani seluruh pemain dan crew film pada saat peluncuran film Ibu. “Saya yakin bahwa semua elemen yang berproses di sini semuanya hidup”, tegas Amin.

Ada makna yang disampaikan dalam poster Film Ibu. Poster untuk Film pertama yang disutradarai oleh Amin Ishaq ini memperlihatkan seorang ibu yang sedang tersenyum didampingi anak-anaknya. Pewarnaannya dibuat tidak terlalu gelap karena film Ibu tidak bergenre drama berat atau juga bukan film drama yang didramatisir sebagaimana Amin katakan, 

“kami cuma ingin menyampaikan film ini sangat sederhana dan humble. Film ini sangat dekat dengan kehidupan kita semua. Semuanya insya Allah saya yakin akan mengalami apa yang dialami oleh karakter per karakter yang ada di film ini. Tidak ada yang dilebih-lebihkan setiap karakter semuanya proporsional. Bukan film drama yang didramatisir insya Allah kita sajikan serealistis mungkin.”

Proses pembuatan film yang hanya memakan waktu singkat tetapi melalui banyak proses hingga akhirnya menghasilkan film dengan cerita sederhana namun dibungkus dalam emosi yang cukup kompleks. Dengan tag line yang begitu kuat mencerminkan eksistensi seorang ibu,  film ini siap mengisi momen kepahlawanan para pecinta film nasional. “Harapan kami, penonton semuanya bisa menerima film ini dengan baik”, tutupnya. 

(hmd)

Comments

Popular posts from this blog

Darmin Tegaskan Kembali Komitmen Pemerintah Dorong Pertumbuhan Rendah Karbon

Jakarta – Sejak tahun 2013, Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat melakukan kerja sama di bidang perdagangan karbon dengan skema Mekanisme Kredit Bersama atau Join Crediting Mechanism (JCM). Dalam skema ini, institusi Jepang dan Indonesia berinvestasi dalam kegiatan pembangunan rendah karbon di Indonesia melalui insentif dari Pemerintah Jepang.  "Indonesia menyadari, pembangunan rendah karbon adalah sebuah tren baru. Karena itu upaya kita untuk menggenjot ekonomi tak boleh dipisahkan dari pertumbuhan rendah emisi dan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Seminar Nasional Peringatan 3 Tahun Kerjasama Bilateral Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon antara RI-Jepang, Senin (29/8), di Jakarta.  Hadir dalam acara tersebut antara lain Staf Ahli Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanti dan Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kozo Honsei. Menuru

Jahja Setiaatmadja Raih CEO of the Year dalam Indonesia Property & Bank Award 2016

bca Jakarta, 18 Agustus 2016   - Kinerja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja dalam memimpin dan mengelola BCA sehingga menjadi bank dengan reputasi dan memiliki prestasi yang membanggakan, membuatnya kembali dianugerahi penghargaan. Kali ini, Jahja menerima penghargaan sebagai CEO of the Year dalam ajang penghargaan Indonesia Property & Bank Award 2016 untuk kategori  Banking . Penghargaan ini diterima secara langsung oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (18/8). Jahja mengatakan, "Tahun 2015 dan semester awal 2016 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dan industri perbankan Indonesia. Meskipun demikian, di sepanjang tahun ini BCA berhasil mempertahankan soliditas di perbankan nasional serta mampu memanfaatkan berbagai peluang bisnis yang ada. Perkembangan positif BCA tersebut diraih dengan tetap fokus dalam memberikan layanan yang konsisten kepada para nasabah, memperkuat  fra

Tingkatkan Kerja Sama, Euro Management Beri Beasiswa Kepada Para PNS

Jakarta - Sabtu, 15 Juli 2017 Euro Management Indonesia (EMI) dan Yayasan Pendidikan Eropa Indonesia (YPEI) bekerja sama dengan berbagai instasi memberikan kesempatan untuk belajar bahasa asing bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bentuk beasiswa. Program bernama Gerakan Indonesia 2030 ini resmi diluncurkan di kantor pusat EMI Jl. R.P Soeroso No. 6 Menteng, Jakarta Pusat. Mengangkat slogan “Sejuta Indonesia di Jantung Dunia”, kerjasama kali ini merupakan yang terbesar dilakukan EMI sejak program ini diadakan. Pasalnya terdapat sejumlah instansi penting yang berhak mengirim para perwakilannya yang berstatus PNS atau ASN untuk mendapatkan pembelajaran bahasa asing. Adapun jumlah instansi yang tercatat yaitu 34 Kementerian, 4 lembaga POLRI, 3 lembaga kejaksaan, 3 lembaga TNI, 22 lembaga pemerintahan non kementerian, 3 lembaga legislatif, 6 lembaga yudikatif, 12 Komisi Nasional Indonesia, 18 perusahaan umum Indonesia, 52 BUMN, 9 Pemkot